Kamis, 26 Juli 2012

Curhat buat Sahabat

"...Tak ada yang muluk dari obat flu dan air putih. Tapi kamu mempertanyakannya seperti putri minta dibuatkan seribu candi dalam semalam."

Sahabatku, usai tawa ini
Izinkan aku bercerita:

Telah jauh, ku mendaki
Sesak udara di atas puncak khayalan
Jangan sampai kau di sana

Telah jauh, ku terjatuh
Pedihnya luka di dasar jurang kecewa
Dan kini sampailah, aku disini...

Yang cuma ingin diam, duduk di tempatku
Menanti seorang yang biasa saja
Segelas air di tangannya, kala kuterbaring... sakit
Yang sudi dekat, mendekap tanganku
Mencari teduhnya dalam mataku
Dan berbisik : "Pandang aku, kau tak sendiri,
oh dewiku..."
Dan demi Tuhan, hanya itulah yang
Itu saja kuinginkan

Sahabatku, bukan maksud hati membebani,
Tetapi...

Telah lama, kumenanti
Satu malam sunyi untuk kuakhiri
Dan usai tangis ini, aku kan berjanji...

Untuk diam, duduk di tempatku
Menanti seorang yang biasa saja
Segelas air di tangannya, kala kuterbaring... sakit
Menentang malam, tanpa bimbang lagi
Demi satu dewi yang lelah bermimpi
Dan berbisik : "Selamat tidur, tak perlu bermimpi bersamaku..."

Wahai tuhan, jangan bilang lagi itu terlalu tinggi 
 
 
 
 
Np : lagu ini karya Dewi lestari yang berhasil buat aku meleleh tiap aku dengernya

Surat untuk hatiku

Medan, 23 Juli 2012

Dear hatiku, apa kabarmu? Pasti saat ini kau sangat berbunga-bunga, kan?
Keadaanmu saat ini seperti anak kecil yang sedang berlari-lari riang. dengan tawa kecil nan manis di sudut bibirnya. yaaa aku tau rasanya. 
Hey hati, apa rasanya telah berhasil jujur dengan diri sendiri? pasti rasanya sangat bahagia kan? selain itu sekarang kau telah mempunyai seorang pemilik.
Jangan khawatir hati, aku yakin dia pemilikmu yang tepat. kini kau telah bangkit hati. bangkit dari keterpurukanmu yang dahulu.
Tenang hati, bersama-sama kita lewati segala yang ada dan pasti bersama pemilikmu tercinta juga. Selamat ya Hati ......




salam dariku      

Mungkin iya dulu sang penunggu hati hanya penunggu hati. tapi tidak sekarang. sekarang ia adalah pemilik hati. hatiku pastinya


14juni2012

Percakapan iseng di kepala

Dia : "kenapa kau memanjangkan kukumu? Bukankah kau tidak suka itu?"
Aku : "aku melihat bunga kuku di kuku jari tangan kananku. Kau tau artinya?"
Dia : "tidak. Beritahu aku"
Aku : "sebagian orang percaya jika ada bunga kuku di jari tangan kanan, maka ada seseorang yang        mencintaimu"
Dia : "dan kau mempercayai hal itu?"
Aku : "tidak sepenuhnya. menurutku ini menarik"
Dia : "sudahlah lekas potong kukumu"
Aku :"jika itu benar. kau takut memotong kuku ku. aku takut itu pertanda kau mencintaiku"
Dia : "lantas bagaimana jika bukan? bisa saja itu pertanda dari orang lain yang juga mencintaimu"
Aku : ""tapi aku takut"
Dia : "sudahlah cinta ku tak hanya sebatas pada bunga kuku saja. Potong saja kuku jarimu maka cintaku tidak akan pernah menghilang"

Kamis, 03 Mei 2012

kau terlalu cepat berlari, maka menoleh lah sejenak sapa aku yang sedari tadi hanya berdiri melihat punggungmu menjauh dariku. tidak bisa? yasudah teruslah berlari, aku akan tetap disini bertahan. walaupun itu hanya melihat punggungmu, aku yakin suatu saat kau akan menoleh dan kembali padaku. lantas memelukku dan tak akan sanggup melepaskannya. pasti suatu saat nanti....

Kamis, 19 April 2012

Kembali ku pertegas hati dan pikiranku
untuk mencukupkan segala penantian akanmu
sedikit demi sedikit aku mulai membenahi hatiku


Selamat untuk kamu :)

Selasa, 10 April 2012

surat untuk kamu (dia)

Dear kamu (dia),

Apa kabar? kamu sudah berubah menjadi dia sekarang. dia yang tidak aku kenal sama sekali. mungkin kita harus berkenalan dan berdamai dulu dengan keadaan ini.
teruntuk kamu (dia), kenapa hadir lagi di hidupku dengan berbentuk dia? apa yang kalian sembunyikan? aku sama sekali tidak mengenal kamu (dia).
senang ya tiba-tiba mengagetkan ku seperti ini? sampai hati dan otak ku bertengkar mempeributkan kalian.
dan kamu (dia) pasti tau siapa yang menangkan? ya, pasti hati ku yang menang. karena di hati masih ada sedikit kamu. tetapi sepertinya bukan kamu (dia), tapi kamu yang sebenar-benarnya kamu.
lalu sekarang kamu (dia) pergi begitu saja, tanpa menjelaskan sedikit pun arti dari kedatangan tiba-tiba ini.
senang ya?
ah sudahlah ini hanya racauanku saja. abaikan saja, anggap kamu tetap menjadi dia dan bukan kamu.

                         


                                                                                                                   salam,

                         
                                                                                                                    aku