"Hari ini terasa sangat cerah dan membuatku bersemangat untuk menjemput Erwin di bandara. yaah tak terasa udah 3 minggu dia di luar kota", batinku. Aku segera menuju bandara setelah mengantarkan Naya ke sekolah.
Setibanya di bandara ternyata pesawat terlambat mendarat. Aku memutuskan untuk menunggu, tetapi di saat aku menunggu perutku terasa lapar. Kuputuskan untuk membeli makanan diluar bandara.
Setelah selesai membeli makanan dan akan kembali ternyata Erwin sudah turun dari pesawat dan menghampiriku. Tetapi sesuatu terjadi.
"Braaakkk".... seperti itulah kira-kira bunyi yang ku dengar, tapi lebih dari itu aku lebih sakit melihat apa yang barusan terjadi. aku tidak percaya. Seseorang yang ku tunggu kepulangannya malah tertabrak mobil yang melaju kencang.
"ERWIIIN !!!!"; jeritku. Aku langsung menghampirinya.
"Toloong, tolong suami saya. Tolong!!!", teriakku kepada orang yang berlalu lalang.
Setelahnya banyak orang yang berkerumun dan menolong Erwin. Erwin segera di bawa ke rumah sakit terdekat. Aku seakan tidak percaya ini terjadi.
"dokter tolong suami saya", pintaku
"iya bu tenang saja, kami akan berusaha yang terbaik", jawab dokter.
3 jam setelah Erwin di operasi akhirnya dokter keluar dan menjelaskan bahwa Erwin kehilangan banyak darah dan masih mengalami koma tidak tau kapan akan sadar. Ini seperti mimpi buruk. Naya selalu menanyakan tentang Erwin dan ini membuatku semakin terpuruk.
"Hai pa, kamu kok tidur sih? cepet bangun ya", mataku berkaca-kaca melihat Erwin terbaring lemah.
"Papa jangan tidur terus. Bangun dong", Naya berkata lirih.
Sehari, dua hari, tiga hari dan tak terasa 2 minggu sudah terlewati tapi tidak ada perkembangan dari Erwin. Dia masih saja tertidur lemah di sisi kamar rumah sakit ini. Tak hentinya doa selalu ku panjatkan demi kesembuhannya.
"Pa, hari ini cuacanya cerah loh. Anginnya sejuk. Coba deh kalo kamu udah sadar pasti kita bisa piknik bareng Naya. Oya seminggu lagi Naya ulang tahun. Kamu cepetan sadar ya", kataku pada Erwin yang masih saja belum tersadar dari komanya.
"Ma, papa kok tidur aja? Naya kangen sama papa. Naya pengen cerita sama papa",
"Papa lagi koma sayang. Kamu doain dong supaya papa cepet sembuh. jadi kita bisa jalan-jalan lagi",
"iya ma. Ya Allah cepet bangunin papa ya Naya kangen sama papa",
Aku berusaha menahan air mata agar Naya tidak melihatku menangis.
3 minggu sudah terlewati dan Erwin juga belum kunjung sadar. Aku hampir putus asa melihatnya.
"Pa, hari ini Naya ulang tahun. Papa bangun dong, ucapin selamat ulang tahun ke Naya",
"Sabar sayang. Nanti papa pasti bangun", aku berusaha menenangkan Naya.
"Ma, papa gak meninggalkan?", tiba-tiba Naya bertanya
"Enggak, papa cuma tidur kok nanti pasti bangun", jawabku.
Ini juga menyakitkan bagiku, melihat Naya yang tiap hari selalu menanti ayahnya tersadar kembali dari koma. Tapi kami hanya bisa berdoa. Dokter bilang sudah tidak ada harapan untuk Erwin sadar tapi aku tidak mau putus asa sebelum takdir yang berkata.
Sebulan lebih sudah dan Erwin masih sama seperti keadaan awal. Sama sekali tidak ada perubahan Dia tetap saja tertidur.
"Kamu inget gak sebelum kamu pergi ke Bandung kamu sempat nyiapin kejutan buat Anniversary kita. Kamu hari itu romantis sekali. Beda dari kamu yang biasanya. Aku jujur sangat senang. Kamu janji gak akan ninggalin aku. sekarang kamu cepet bangun ya. Udah terlalu banyak hari cerah yang aku lewati sendiri dan cuma bisa melihatmu terbaring di sini. Tapi gak sepatah kata pun yang kamu keluarin. Aku sama Naya kangen sekali sama kamu", aku terus mengajak bicara Erwin.
Tiba-tiba ada seseorang mengetuk pintu kamar rumah sakit. Ternyata Andi datang menjenguk. Teman lama yang datang membawa sedikit kenangan. Aku kaget dan hanya bisa berterima kasih atas kedatangannya.
Dia memberi motivasi agar aku selalu sabar menunggu Erwin sadar. Semenjak kedatangan yang pertama, Andi menjadi sering mengunjungi Erwin ke rumah sakit.
Dua bulan setelah kejadian tabrakan akhirnya Erwin mendapat kemajuan, Dia mulai sadar dan mengerjap-ngerjapkan matanya. Aku, Naya dan Andi yang kebetulan datang menjenguk menunggu Erwin benar-benar sadar. Akhirnya Erwin benar-benar sadar. Ini seperti sebuah keajaiban.
"Alhamdulillah kamu sadar pa", aku langsung menggenggam tangan Erwin. Erwin terlihat masih kebingungan dan kemudian tersenyum. Setelah sadar dia langsung diperiksa lebih lanjut mengenai kesehatannya. Setelah diperiksa ternyata Erwin mengalami kelumpuhan pada kaki. Dokter baru menyadari setelah Erwin sadar. Ini menjadi kabar buruk di tengah kebahagiaan kami melihat Erwin sadar.
Aku berusaha tegar dan terlihat bahagia. Karena melihat Erwin sadar saja sudah cukup bagiku.
-BERSAMBUNG-
Np : akhirnya ada kelanjutannya lagi. setelah tertunda beberapa hari karena sakit. ini dia lanjutan cerita jodoh. jujur endingnya belum kepikiran. enjoy this :D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar