Hari ini hujan lagi. Kenapa yang katanya musim panas malah sering turun hujan. Hari ini hari pertama putri pertamaku masuk sekolah dasar. Ia telah menunggu saat-saat ini datang.
"maa seragam Naya kok warnanya cuma merah dan putih sih? kenapa gak warna-warni?" tanya putri kecilku.
"kan kamu udah SD sayang. kalo SD seragamnya yah cuma warna merah dan putih", jawabku sambil tersenyum.
Lalu aku pergi mengantarkan Naya bersama Erwin, suamiku. Mobil keluar dari garasi dan kami mulai perjalanan mengantar Naya lalu Erwin akan mengantarkan aku ke kantor.
"Naya baik-baik ya di sekolah nanti mama pulangnya mama jemput",
"Iya belajar yang bener ya nak ini kan hari pertama Naya",
"Iya, mama sama papa tenang aja deh pokoknya", Naya sumringah.
Setelah mengantarkan Naya ke sekolahnya Erwin mengantarkan aku ke kantor. Udah beberapa tahun ini kami berbeda kantor karena kebijakan di perusahaan tersebut bahwa suami-istri tidak diperbolehkan bekerja di perusahaan yang sama. Aku mengalah untuk mengundurkan diri sekaligus mencari pekerjaan yang lebih ringan dan tidak memakan banyak waktu, sehingga aku mempunyai banyak waktu untuk Naya.
Hari-hari ku di keluarga mungil ini sangat berwarna. Aku memiliki suami yang baik hati serta putri yang sangat cantik dan manis. Aku selalu bersyukur kepada Tuhan di berikan keluarga kecil yang utuh ini.
"Ma, besok papa mau keluar kota. Ada proyek yang harus ditangani",
"Mau kemana pa? kapan pulangnya?",
"Mau ke Bandung, mungkin 2 atau 3 minggu lagi",
"Yaudah deh. Papa hati-hati ya disana",
"Iya ma".
Besok Erwin akan terbang ke Bandung. Padahal besok adalah anniversary 7 tahun pernikahan kami, tapi yasudalah ini juga demi pekerjaan, pikirku.
Besok pagi ketika aku terbangun ada yang aneh. Erwin telah bangun lebih cepat dari aku. Lalu ketika aku menuju dapur ku lihat banyak bunga mawar tertata rapi dan sarapan pagi telah tersaji di atas meja. Ternyata Erwin sudah menyiapkan ini sebelum aku bangun.
"Happy Anniversary 7 tahun ya sayang. Aku selalu mencintaimu dari dulu, sekarang dan selamanya", lalu Erwin mengecup keningku. Aku masih saja tidak berkata karena kaget melihat kejutan ini.
"Kamu kok udah bangun sih? Aku kira kamu udah berangkat tanpa bilang ke aku", tanyaku bingung.
"Yah gak mungkinlah masa iya aku pergi gak bilang-bilang sama kamu. Yauda sarapan dulu sebelum aku berangkat".
Ntah kenapa firasatku tidak enak hari itu. Jujur saja, setelah 7 tahun menikah baru kali ini Erwin memberikan kejutan untukku di hari jadi pernikahan kami. Sebelumnya tidak pernah seindah ini.
"Kamu kok diem aja. Dimakan dong masakan aku", tawar Erwin.
"Aku masih gak percaya aja kamu bisa seromantis ini haha", jawabku bercanda.
Lalu Erwin memelukku dan berkata pelan ditelingaku, "Maaf udah nyia-nyiain 7 tahun kita tanpa ada kesan di setiap hari jadi pernikahan kita. Tapi aku janji aku gak bakal ninggalin kamu. Aku janji", lalu ia makin mempererat pelukannya padaku.
Rasanya aku tidak ingin melepas pelukan ini, dan ntah mengapa rasanya aku sangat takut bila kehilangan dia.
Setelah sarapan selesai lalu aku membangunkan Naya untuk mengantarkan papanya ke bandara sekaligus berangkat sekolah.
"Ah ma Naya gak mau sekolah. Naya mau ikut papa. Papa jangan pergi dong", Naya merengek minta ikut.
"Naya, papa kan nanti pulang lagi, papa janji bawa oleh-oleh yang banyak buat Naya. Jadi Naya harus belajar yang rajin ya. Jagain mama selama papa pergi", jawab Erwin
"Iya pa", Naya mencium kedua pipi ayahnya.
"Hati-hati ya disana. kalau udah sampai langsung telpon aku",
"Iya sayang", Erwin mengecup keningku lalu pergi menuju keberangkatan.
Setelah Erwin sampai Bandung, ia langsung mengabariku. Ini membuat hatiku lega karena perasaan tidak enak ku tidak berarti apa-apa.
-BERSAMBUNG-
Np : cerpen ini bersambung. mungkin gak bisa di bilang cerpen. Nanti akan ada kategori di tulisan yang ini. berhubung udah ngantuk dilanjut besok lagi ya. jadi ceritanya bersambung disini dulu :D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar